Ruang Inap Rizki Bocah Obesitas Didesain Khusus

Kamis, 28 Juli 2016 - 20:00 WIB
Ruang Inap Rizki Bocah Obesitas Didesain Khusus
Ruang Inap Rizki Bocah Obesitas Didesain Khusus
A A A
PALEMBANG - Pengobatan medis terhadap bocah penderita obesitas, Rizki Rahmad Ramadhan (11), diprediksi memakan waktu lama. Karena itu, pihak RSMH Palembang mendesain agar ruangan Rizki nampak seperti kamar tidur anak-anak biasanya.

Kebijakan ini, menurut Ketua Tim Medis Rizki, Julius Azwar, sebagai bagian dari pengobatan psikologis yang dilakukan dokter terhadap Rizki. Direncanakan Rizki dipindahkan ke ruangan anak-anak setelah dinyatakan kondisinya membaik dan tidak memerlukan perawatan perlakuan ICU lagi.

"Karena proses medisnya diperkirakan akan cukup lama, kita (dokter) inginkan agar Rizki tidak bosan atau malah jenuh dan depresi dengan pengobatan yang kita lakukan," ujarnya, Kamis (28/7/2016).

Dengan usianya yang masih cukup belia, Rizki membutuhkan semangat dan dorongan untuk bisa berperilaku hidup lebih sehat, terutama dalam pola makan dan aktivitas keseharian. Menurut Julius, tim dokter melakukan pemeriksaan yang intensif terhadap pengobatan pasien anak-anak.

Dengan empat gejala penyakit yang baru diketahui, yakni penyumbatan saluran pernapasan (OSA), penyakit darah tinggi (hipertensi), gula darah, dan amandel, proses pengobatan hendaknya diselaraskan dengan kondisi pasien.

"Beberapa gejala sudah terdeteksi makin dilakukan penanganan. Kondisi sesaknya sudah berkurang, karena sudah adanya pemasangan selang vertilator CPAP. Namun, perlu pemeriksaan lainnya dan mengatur fokus pengobatan, yakni pengaturan pola makan dan gerak tubuh," ungkap Julius.

Saat ini, tim dokter juga melakukan edukasi pada pihak keluarga untuk terus memberikan semangat pengobatan dan disiplin pola makan. Pola makan yang diajurkan melalui makanan di rumah sakit merupakan bagian dari aspek pengobatan.

Makanan yang disajikan juga sesuai dengan umur dan aplikasi gizi dalam masa penyembuhan. "Keluarga juga diberikan pengetahuan pengobatan bagi pasien obesitas," ujarnya.

Sementara, dokter perawatan intensif anak, Silvia Triatna mengatakan tim dokter sudah menyiapkan alternatif ruangan bagi Rizki. Rencananya, Rizki dipindahkan ke sal anak dengan tetap menggunakan alat bantu pernapasan permanen, CPAP.

Dengan dekorasi khusus ruangan anak, akan membuat Rizki seolah tidak dalam proses pengobatan di rumah sakit. "Selama di ICU, Rizki minta pindah kamar. Mungkin ia merasa bosan, karena itu tim dokter juga mempersiapkan alternatif bagi kesehatan psikologisnya. Rumah sakit mempersiapkan ruangan khusus baginya dengan tetap meletakkan berbagai alat bantu medis."

Selain itu, lanjut Silvia yang juga merupakan dokter konseling anak, Rizki cukup memiliki semangat untuk sembuh. Apalagi, ia selalu minta untuk bisa turun dari tempat tidur selama dalam perawatan medis di ICU.

"Mungkin karena ia bosan dan gerak tubuhnya yang pasif. Ini merupakan gejala psikologis bagi anak-anak yang memang terlalu lama dirawat di rumah sakit," ujarnya.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3826 seconds (0.1#10.140)