Jalani Latihan-Rawat Jalan Berat Badan Arya Masih di Angka 188 Kg

Senin, 25 Juli 2016 - 16:00 WIB
Jalani Latihan-Rawat Jalan Berat Badan Arya Masih di Angka 188 Kg
Jalani Latihan-Rawat Jalan Berat Badan Arya Masih di Angka 188 Kg
A A A
BANDUNG - Tim dokter Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung yang menangani bocah obesitas menyatakan berat badan Arya Permana masih relatif stabil setelah menjalani rawat jalan. Dimana berat badan terakhir Arya selama menjalani perawatan di rumah masih di angka 188 kilogram.

"Arya pertama datang ke RSHS, beratnya 189 kilogram. Setelah pulang (kondisi terakhir) menjadi 188 kilogram. Berat badannya masih stabil," tutur Ketua Tim Dokter RSHS Bandung Juslitio TB Djasmine, di RSHS Bandung, Jalan Pasteur, Kota Bandung , Senin (25/7/2016).

Meski demikian, Julistio mengaku gembira dengan aktivitas yang dilakukan Arya. Seperti latihan jalan yang masih terus dilakukan bocah berusia 12 tahun asal Kampung Pasir Pining, Desa Cipurwasari, Kecamatan Tegalwaru, Kabupaten Karawang.

Mengingat, secara medis, aktivitas jalan yang dilakukan bisa menurunkan berat badan pasien. Begitu juga dalam program diet asupan, Julistio mengatakan hal tersebut sudah lebih dipatuhi.

"Sekarang ini kami akan memberikan edukasi dan konseling, kami akan mengingatkan kembali apa yang harus diberikan ke Arya," tuturnya.

Selain itu, Pihak RSHS juga akan mengambil beberapa sampel darah, mengenai profil lemak, gula darah, dan sebagainya. Itu dilakukan untuk mendapatkan gambaran apakah kondisi Arya masih stabil, mengingat dia dianjurkan melakukan latihan berlebih.

Disinggung soal upaya rawat jalan sejauh ini, Julistio menuturkan akan lebih intensif memantau kondisi perawatan Arya di rumah.

"Apakah yang dianjurkan tetap dilakukan, atau seperti apa. Masalahnya apa dari Arya atau orangtuanya," ujarnya.

Untuk kemampuan berjalan Arya, tim dokter juga memerlihatkan hasil yang signifikan. Dimana Arya sudah mampu berjalan menempuh jarak 400-500 meter. Sementara dulu hanya mampu mencapai 50 meter.

"Intinya harus rajin, makanya pemantauan harus terus dilakukan," tambahnya.

Untuk kepastian penyebab penyakit obesitas ekstrem yang diderita Arya, Julistio menuturkan penyebab penyakit tersebut ada yang disebabkan karena gangguan perilaku. Dan faktor tersebut sudah ditemukan pihaknya.

Adapun, untuk penyebab organik seperti gangguan hormonal dan kelainan organ lainnya, menurut Julistio tak mudah disimpulkan. Karena membutuhkan waktu hingga berbulan-bulan.

Begitu juga saat disinggung mengenai waktu yang dibutuhkan untuk penyembuhan Arya, Tim dokter mengaku masih berfokus pada perubahan perilaku pasien. Karena dengan perilaku yang terprogram, berat badan Arya bisa menurun perlahan.

Pengamatan di lapangan, bocah berusia 12 tahun itu tiba di RSHS Bandung sekitar pukul 10.30 WIB, Senin (25/7/2016). Setibanya di RSHS, Arya langsung diarahkan ke ruang Rawat Jalan Anak RSHS menggunakan tempat tidur dorong.

Seperti diketahui, setelah menjalani perawatan khusus di RSHS Bandung Sejak 11 Hingga 16 Juni 2016 lalu, Arya kemudian menjalani masa pengobatan rawat jalan di rumah selama delapan hari.

Dari keterangan tim dokter RSHS sebelumnya, berat badan Arya terakhir sebelum meninggalkan RSHS berada di Angka 187 kilogram. Meski demikian, angka tersebut, menurut Tim RSHS tak bisa disebut konstan, mengingat dalam satu hari fluktuasinya besar.

Direktur Medik dan Keperawatan RSHS, Nucki Nursjamsi Hidajat menuturkan untuk memastikan perkembangan kondisi pasien, Nucki mengaku RSHS tetap akan melakukan monitoring terhadap Arya. Pihaknya berharap agar perawatan yang telah diajarkan kepada orang tua Arya bisa tetap dilakukan dengan baik.

"Kondisi perawatan Arya di rumah memang memasuki masa rawan, dimana banyak prilaku pasien yang sulit dikontrol. Sehingga ini harus jadi perhatian pihak orang tua," tandasnya.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8679 seconds (0.1#10.140)