Palestina Minta Dukungan Indonesia Gagalkan RUU Israel yang Membagi Masjid Al-Aqsa

Selasa, 13 Juni 2023 - 11:28 WIB
loading...
Palestina Minta Dukungan Indonesia Gagalkan RUU Israel yang Membagi Masjid Al-Aqsa
Masjid Al-Aqsa. (Arab News)
A A A
RAMALLAH - Perdana Menteri Palestina Mohammed Shtayyeh meminta dukungan Indonesia untuk menggagalkan upaya Israel membagi Masjid Al-Aqsa . Selain Indonesia, negara lain yang dimintai dukungan adalah Turkiye, Malaysia, Indonesia, dan Mesir .

Mohammed Shtayyeh sebagaimana dilansir Arab News Senin 12 Juni 2023, menjelaskan warga Palestina sangat prihatin dengan rancangan undang-undang yang sedang dibahas di Parlemen Israel untuk membagi Masjid Al-Aqsa. Itu sebabnya Palestina bermaksud meminta dukungan dari Turkiye, Malaysia , Indonesia dan Mesir untuk mencegah undang-undang tersebut diterapkan.

Dia memperingatkan otoritas Israel agar tidak mengajukan RUU, yang diusulkan oleh anggota partai Likud Amit Halevi, ke Knesset Israel dalam beberapa hari mendatang.

"Pernyataannya itu disampaikan pada awal sidang Kabinet di Ramallah," Arab News melaporkan.



Jika Israel memaksakan langkah ini, katanya, akan menghasilkan “kemarahan yang luar biasa,” yang konsekuensinya “tidak dapat diprediksi karena kesucian dan nilai religius Masjid Al-Aqsa bagi rakyat Palestina, Arab, dan Muslim.”

Mohammed Shtayyeh mengajak negeri Arab, Islam, dan internasional untuk menjatuhkan sanksi terhadap Israel untuk mencegah perubahan apa pun pada Masjid Al-Aqsa dan menghentikan pelanggaran apa pun terhadap situs suci Islam dan Kristen di Yerusalem. Sekadar kecaman tidak cukup.

RUU yang akan dibahas itu berupaya membagi Masjid Al-Aqsa antara Muslim dan Yahudi.

Halevi telah mengusulkan untuk mengalokasikan area yang terbentang dari halaman Dome of the Rock hingga ujung perbatasan utara Masjid Al-Aqsa untuk orang-orang Yahudi.

Warga Palestina khawatir bahwa rencana tersebut hanya merupakan awal dari proyek besar dan berbahaya yang akan mengubah konflik politik Palestina-Israel menjadi perang agama, yang menyebabkan meluasnya kekerasan di wilayah Palestina.

Palestina dan Yordania, yang memiliki tempat suci Islam dan Kristen, menentang campur tangan atau perubahan apa pun oleh otoritas Israel di dalam Masjid Al-Aqsa.



Ahmed Al-Ruwaidi, penasihat presiden untuk urusan Yerusalem, mengecam rencana tersebut sebagai upaya Israel lainnya untuk memaksakan kendali atas Yerusalem dan mencaplok Yerusalem Timur sebagai bagian dari Israel.

Al-Ruwaidi mengatakan kepada Arab News bahwa pemerintah sayap kanan Israel sedang berusaha untuk mengurangi peran Palestina di Yerusalem dengan menargetkan lembaga dan tokoh Palestina, serta perwalian Hashemite atas situs suci Islam dan Kristen.

"Masjid Al-Aqsa adalah tempat suci bagi umat Islam saja, dan Israel harus menghormati perwalian Yordania di atasnya," kata Al-Ruwaidi kepada Arab News.

Dia mengatakan bahwa Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah memberikan lampu hijau kepada aktivis sayap kanan Israel seperti Itamar Ben-Gvir dan Bezalel Smotrich untuk menyerbu Al-Aqsa dan membuat pernyataan rasis.

Netanyahu menggunakan masalah Masjid Al-Aqsa untuk mendapatkan kemenangan politik, kata Al-Ruwaidi, memperingatkan bahwa jika perang agama meletus, semua orang akan merasakan dampaknya.

Orang-orang Palestina mengatakan bahwa RUU untuk membagi Masjid Al-Aqsa akan mengubah identitas Islamnya dan membatasinya hanya untuk ruang salat Al-Qibli, mirip dengan Masjid Ibrahimi di Hebron, yang juga terbagi, mengalokasikan 75% ruang untuk jamaah Yahudi, dan 25% sisanya untuk umat Islam.



Dalam rencananya, Halevi telah mengusulkan apa yang dikatakan orang Palestina sebagai pergolakan status quo dan akan menghasilkan perluasan kontrol Israel atas masjid tersebut.
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.6659 seconds (0.1#10.140)