Utamakan Komunikasi saat Tangani Polisi Bermasalah

Jum'at, 27 Mei 2016 - 07:04 WIB
Utamakan Komunikasi saat Tangani Polisi Bermasalah
Utamakan Komunikasi saat Tangani Polisi Bermasalah
A A A
SEMARANG - Sebagai perwira polisi yang menjabat Kepala Unit Provos Seksi Profesi dan Pengamanan (Propam), AKP Maria Widowati dituntut harus tegas. Sebab, yang ditertibkan atau bahkan diproses adalah anggota polisi sendiri.

Namun, AKP Maria menyebut harus punya cara tersendiri. Sebab, jika hanya tegas akan terkesan kaku. Hal ini bisa berakibat fungsi pembinaan dan menertibkan anggota malah tidak sampai.

"Harus luwes. Enggak harus galak, tapi tegas. Provos itu tugasnya menertibkan anggota, biar disiplin. Saya utamakan komunikasi jika tangani anggota bermasalah," ungkap Polwan kelahiran 11 September 1969 ini kepada KORAN SINDO.

Ya, tugasnya memang tidak mudah. Total anggota Polrestabes Semarang berjumlah 2.694 personel. Memang tidak semuanya diawasi langsung. Ada monitoring yang harus dilakukan. Dia menyebut, jika menangani anggota bermasalah, kerap menyambangi tempat tinggal anggota tersebut.

Selain berkomunikasi dengan anggota tersebut, juga keluarganya. Kasus yang ditangani beragam, mulai soal disiplin hingga terjerat pidana.

"Ada juga kiat-kiat lainnya. Misalnya pembinaan rohani mental, kerja sama dengan Bagian Sumda (Sumber Daya), datangkan kiai ke polsek-polsek," lanjut Maria.

Di Polrestabes Semarang, Maria tergolong sudah lama berdinas dan kenyang pengalaman. Dia mengenang, menjabat Kanit Provos Sie Propam Polrestabes Semarang dari tahun 2012.

"Pas saya datang (awal menjabat) ada lebih dari 100 kasus yang belum disidangkan. Tunggakan," katanya.

Dengan kesabaran, akhirnya Maria tentu bersama anggotanya bisa menyelesaikan satu per satu. Itu salah satu sebab, hingga kini Maria masih dipercaya dengan jabatannya itu. Setidaknya, mulai Kapolrestabes Semarang dijabat Kombes Pol Elan Subilan, kemudian Kombes Pol Djihartono, dan sekarang Kombes Pol Burhanudin.

Ditanya soal cita-cita, lulusan S1 Hukum UKSW Salatiga dan S2 Hukum Universitas Slamet Riyadi Solo ini tersenyum. Sebab, Maria mengaku tak pernah terpikirkan jadi polisi.

"Saya sebenarnya tertarik soal pemerintahan. Pengin jadi camat. Pernah ikut seleksi APDN (Akademi Pemerintahan Dalam Negeri) tapi tidak lolos. Akhirnya daftar polisi, satu kali tes langsung diterima," tutup ibu dua anak ini.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9291 seconds (0.1#10.140)