Menang Dua Gol tanpa Balas, Kenapa PSMS Tidak Puas?

Senin, 23 Mei 2016 - 18:34 WIB
Menang Dua Gol tanpa Balas, Kenapa PSMS Tidak Puas?
Menang Dua Gol tanpa Balas, Kenapa PSMS Tidak Puas?
A A A
MEDAN - PSMS Medan tidak puas dengan kemenangan atas PSBL Langsa. Tim kepelatihan pun mengevaluasi untuk membenahi kelemahan tim. Dalam laga tersebut, dua gol kemenangan Ayam Kinantan dihasilkan oleh tendangan Choirul Hidayat dan Saddam Liputo.

Kemenangan itu membuat Ayam Kinantan bertengger di posisi 2 klasemen Grup I Indonesia Soccer Championship (ISC) Seri B dengan mengoleksi 7 poin dari 4 kali bertanding.
Asisten pelatih, Ansyari Lubis mengatakan, meski kembali menorehkan kemenangan, belum membuat pelatih berpuas diri. Kelemahan dan kekurangan masih tampak yang akan menjadi bumerang bila lawan mampu memanfaatkannya.


''Secara kualitas, permainan cukup bagus, pemain cukup memaksimalkan permainan. Tapi, masih ada kekurangan dan kelemahan tim dan itu akan kami evaluasi. Bukan berarti menang, tim sempurna,” tegas Ansyari.

Pria yang akrab disapa Uwak ini menilai, pemain belum mampu berekspresi membongkar pertahanan lawan. Hal ini terlihat di babak pertama pertandingan. PSBL yang menerapkan negative football membuat frustrasi Jecky Pasarela dkk. Skuad Elang Biru, julukan PSBL, yang menerapkan permainan bertahan membuat gempuran PSMS tak mampu merobohkan ‘parkir bus’ tersebut.

Ia menilai, pemain kurang tenang melihat dan berkreasi melihat strategi yang diterapkan lawan. ''Pemain harus bisa men-setting permainan saat lawan bertahan. Ketika lawan defense, kita tidak bisa langsung direct menyerang ke daerah lawan. Itu akan sia-sia dilakukan,” jelas Uwak.

Apalagi, sejumlah peluang yang tercipta juga tak mampu dimanfaatkan dengan baik. Acapkali serangan PSMS sia-sia karena ketergesaan pemain, tanpa melihat celah yang bisa dimaksimalkan. Ini jugalah yang dikritik jajaran pelatih. “Pemain kurang tenang dan tergesa. Dengan sistem lawan defense, pemain harusnya sabar dan melihat celah yang bisa dimaksimalkan,”tegas mantan pemain Timnas era 1990 an itu.

Soal ujung tombak PSMS, Uwak menilai memang belum menunjukkan kapasitasnya sebagai juru gedor. Lagi-lagi, gol yang tercipta dari barisan tengah dan belakang. Soal ini, Uwak menegaskan, tidak terlalu mempermasalahkannya. Sebab, terpenting secara keutuhan sebagai tim adalah meraih kemenangan.

Memang, strategi yang diterapkan menjadi striker seperti Jecky Pasarela dan Fiwi Dwipan sebagai target man. Inilah yang menjadi pemandangan saat Jecky digantikan Fiwi. Meski belum mencetak gol, Uwak yakin penampilan striker PSMS tidak buruk karena mampu membuka ruang bagi rekannya untuk mencetak gol.



''Penyerang tidak harus cetak gol, tapi bagaimana dia bisa membuat rekannya yang lain melakukannya. Siapa pun pemain, termasuk striker, bisa menjadi kreator gol atau sebagai pemantul. tidak harus striker mencetak gol, tapi membantu pemain untuk mencetak gol juga bisa dan itu berlaku bagi semua pemain, demi tim,”jelas mantan arsitek Pro Duta FC itu.

Namun, Uwak tak memungkiri jika sejumlah peluang yang tercipta, tak mampu dimaksimalkan barisan depan. Ia melihat ketidaktenangan striker dalam mengeksekusi kesempatan yang ada. “Pemain depan kita yang tidak maksimal, banyak membuang peluang. Tentunya ini akan kita evaluasi,'' pungkasnya.
(aww)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.6215 seconds (0.1#10.140)