Pemakaman Sei Panas Tempat Peristirahatan Terakhir Febi Mahasiswi UGM

Rabu, 04 Mei 2016 - 22:45 WIB
Pemakaman Sei Panas Tempat Peristirahatan Terakhir Febi Mahasiswi UGM
Pemakaman Sei Panas Tempat Peristirahatan Terakhir Febi Mahasiswi UGM
A A A
BATAM - Feby Kurnia yang ditemukan tewas di dalam toilet lantai 5 Gedung Pasca Sarjana FMIPA UGM akhirnya dimakamkan di Pemakaman Sei Panas, Rabu siang (4/5/2016). Sebelumnya jenazah Febi tiba di Batam Rabu pagi dan langsung dibawa ke rumah duka untuk disalatkan.

Pantauan sejak pagi, ratusan pelayat baik keluarga dekat, tetangga serta teman korban. Menyesaki rumah korban, setibanya jenazah itu di rumah duka langsung disalatkan. Usai disalatkan, sekitar pukul 11.00 WIB, ratusan pelayat mengiringi jenasah korban ke tempat peristirahatan terakhir.

Saat korban tiba di pemakaman dan akan dimakamkan, ratusan pelayat mengantarkan korban. Tetesan air mata keluarga korban tak henti-hentinya melihat proses pemakaman Febi. Bahkan, bapak korban orang pertama yang masuk kedalam liang lahat untuk menyusun tanah di setiap tepi peti.

Setelah pemakaman selesai, ratusan pelayat kembali pulang dan mendatangi rumah duka. Ibu korban nampak terpukul dan terus menangis, seakan tak menerima akan kematian anak sulungnya dengan cara tak wajar.

Di dalam rumah duka paman korban Anto Suprapto, masih tak terima dengan kematian keponakannya yang tak wajar. Pasalnya, korban dimatanya merupakan anak yang baik dan tidak pernah mengganggu orang lain. "Saya pribadi, masih menyimpan rasa sakit hati dengan pelakunya," katanya.

Rasa sakit hatinya kepada pelaku bukannya tidak beralasan, karena saat melihat foto korban saat ditemukan dia masih menyimpan pertanyaan yang sangat besar. Pasalnya, tersiar kabar kalau korban meninggal karena dicekik.

"Tetapi di dalam foto penemuan korban, juga ada darah di sekitar tubuhnya. Pasti keponakan saya sempat dianiaya oleh pelaku," ujarnya.

Saat kejadian dia ketahui, Anto sempat bernazar kepada nenek Febi. Jika dalam beberapa hari polisi tidak bisa menangkap pelakunya, dia akan terbang ke Yogyakarta untuk menangkap pelaku dengan caranya sendiri. "Tetapi, satu hari kemudian saya dapat kabar kalau pelakunya sudah ditangkap," katanya.

Dimatanya, Febi merupakan anak yang sangat pintar. Kepintarannya itu terlihat sejak kecil dan saat korban duduk di bangku kelas 6, sudah memiliki kelebihan berbahasa inggris dengan lancar. "Febi ini anaknya pintar, tetapi dia tidak mudah bergaul dengan pria," ujarnya.

Kenangan yang selalu diingatnya, sambung Anto, ketika korban tidak menjadi juara. Baik prestasi di sekolahan, maupun saat mengikuti perlombaan. "Kalau tak menjadi juara, Febi selalu menangis. Itulah kenangan yang tak bisa saya lupakan," katanya.

Selain keluarga maupun tetangga korban, terlihat tiga teman korban saat menggali ilmu di UGM. Riski Dwi Lestari dan Abdul Aziz teman kelasnya, termasuk Dianti Siregar yang merupakan sepupu dan juga teman kosnya di Yogya.

Menurut Dianti, pada Kamis pagi 28 April korban berangkat dari kosan sekitar pukkul 07.00 WIB seperti hari biasanya. Seperti biasanya, dia tidak mencurigai dan tidak juga mendapat firasat apapun kalau Febi pergi untuk selama-lamanya. "Saat malam hari penjaga kos bertanya, kenapa Febi belum pulang," kata Dianti.

Mendengar ucapan penjaga kos, dia langsung menelepon korban berulang kali. Tetapi, telepon dan pesan singkat yang dilayangkan ke Febi tidak juga ada balasan. "Saya pikir Febi tidur di rumah temannya," ujar Dianti.

Keesokan harinya, sambung Dianti, dia mencoba menelpon dan menanyakan keberadaannya melalui pesan singkat. Tetapi, tetap juga tidak ada balasan. Merasa curiga karena tak biasanya Febi seperti ini, dia akhirnya menghubungi keluarganya di Batam. "Saat saya kabari orangtuanya, tetap sama. Tidak ada jawaban," ujarnya.

Siangnya, kata Dianti, dia mendapatkan balasan pesan singkat begitu juga orangtuanya. Tetapi, isi pesan tersebut tidak seperti tulisan atau gaya Febi membalas pesan. "Makanya saya curiga dan mulai perasaan tidak enak," timpalnya.

Saat ditanyai lebih detail, Dianti mengaku lelah karena belum beristirahat atau belum tidur. Pasalnya, selain mengiringi jenasah korban dari Yogya hingga Batam, malamnya dia dimintai keterangan oleh polisi. "Makanya saya lelah, saya sudah berikan keterangan lebih ke polisi," tandasnya.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3664 seconds (0.1#10.140)