Siswa SMA Kebon Dalem Semarang Ciptakan Baterai dari Asap

Selasa, 01 Maret 2016 - 08:00 WIB
Siswa SMA Kebon Dalem Semarang Ciptakan Baterai dari Asap
Siswa SMA Kebon Dalem Semarang Ciptakan Baterai dari Asap
A A A
SEMARANG - Tim penelitian siswa dari SMA Kebon Dalem Semarang berhasil menemukan bahan baku baterai yang berasal dari serbuk asap pembakaran.

Berkat temuannya itu pula, tim bernama Kappa Delta yang terdiri dari Ignatius Aji Bagaskara, Oei Mario Wijaya, dan Jane Erlinda Hadi yang masih duduk di kelas X itu, menjadi juara pertama pada Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) Nasional dengan tema lingkungan yang digelar di Institut Teknologi Surabaya (ITS) pada Sabtu (27/2/2016).

Melalui karya yang mereka namakan BatSap (Baterai dari Asap), tim berhasil menyisihkan 244 tim lainnya yang berasal dari berbagai wilayah di Indonesia.

"Tahap pertama lomba itu, dari ratusan tim itu diminta mengirimkan abstraknya, kemudian disaring menjadi 50 tim yang masuk. Setelah itu, dari 50 tim itu diminta mengirimkan karya full melalui email. Lalu disaring lagi menjadi 10 tim dan kami di dalamnya. 10 tim itu kemudian diminta ke ITS, di sana diseleksi lagi, dan akhirnya kami yang dinyatakan sebagai juara pertama," ujar Aji saat ditemui di SMA Kebon Dalem, Senin (29/2/2016).

Aji menyebutkan, karya mereka terinspirasi oleh penggunaan serbuk asap di China yang dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan batako. Dari situ, dia bersama timnya mencoba memanfaatkan serbuk asap yang juga disebut dengan polutan padat asap sebagai bahan baku pembuatan baterai.

"Asap yang dikeluarkan itu kan ada dua jenis, satu berbentuk gas dan yang kedua berbentuk padat berupa kerak atau debunya. Nah, yang kita pakai debunya itu. Setelah kita teliti, di serbuk atau debu asap itu mengandung sulfur dioksida yang bisa digunakan sebagai bahan baku baterai jika dicampurkan dengan NH4Cl (Amonium Chlorida)," bebernya.

Untuk memperoleh sampel serbuk asap tersebut, mereka bertiga mengambilnya di sebuah pabrik furniture yang ada di kawasan Mranggen, Kabupaten Demak.

Seusai mengambil sampel dan menelitinya, serbuk-serbuk itu dimasukkan ke selongsong baterai ukuran AA dan ditambahkan NH4Cl ke dalamnya.

"Dari situ, kemudian terjadi reaksi kimia, menghasilkan energi dan gelembung hidrogen yang diikat oleh polutan padat asap. Dari reaksi itu, dengan bahan 25 gram polutan padat asap dan 5 gram NH4Cl bisa menghasilkan tegangan keluar 1 volt dan kuat arus sebesar 12,5 mAh dan bisa tahan menghidupkan lampu LED kecil selama tiga minggu," papar Oei.

Tegangan keluar dari hasil baterai temuannya itu, diakui, memang lebih kecil jika dibandingkan dengan tegangan keluar dari baterai-baterai yang ada di pasaran yang mencapai 1,5 volt. Namun, bukan besaran tegangan keluar yang ingin mereka capai, melainkan pemanfaatan serbuk asap ternyata terbukti bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku baterai.

"Untuk membuat baterai itu juga murah biayanya. Setelah memperoleh serbuk asap, jika menggunakan satu longsong baterai bekas plus NH4Cl hanya memerlukan biaya Rp400. Jika menggunakan satu longsong baterai baru plus NH4Cl bisa mengeluarkan biaya Rp1.400."

Penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk mengolah limbah berupa polutan padat asap itu menjadi baterai yang digunakan.

"Penelitian ini masih jauh dari sempurna dan diharapkan bisa dikembangkan lagi ke depannya," kata Oei diamini Aji dan Jane.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.6485 seconds (0.1#10.140)