Tak Rayakan Valentine Day, Ratusan Pelajar Gelar Teatrikal Pemberontakan PETA

Minggu, 14 Februari 2016 - 05:59 WIB
Tak Rayakan Valentine Day, Ratusan Pelajar Gelar Teatrikal Pemberontakan PETA
Tak Rayakan Valentine Day, Ratusan Pelajar Gelar Teatrikal Pemberontakan PETA
A A A
BLITAR - Menjelang Valentine Day atau hari kasih sayang, ratusan pelajar justru menggelar aksi teatrikal memperingati pemberontakan PETA ke 71 di Blitar, Jawa Timur yang dipimpin oleh Sudanco Supriadi, Sabtu (13/2/2016). Drama yang diikuti ratusan pelajar dan seniman ini mengisahkan perjuangan heroik tentara muda PETA melawan kekejaman penjajah Jepang.

Meski gagal meraih kemenangan namun usaha tentara PETA ini patut menjadi awal perjuangan Kemerdekaan Indonesia.

Drama kolosal ini diawali dengan kedatangan tentara Jepang di Indonesia untuk mendapat simpati dari rakyat.
Para pemuda Indonesia direkrut oleh tentara Dai Nippon untuk dijadikan sebagai tentara militer Jepang.

Namun kedatangan tentara Jepang ini bukan bertujuan memakmurkan rakyat Indonesia tapi justru malah menyengsarakan bangsa Indonesia.

Rakyat Indonesia dipaksa kerja paksa atau romusha ibaratnya lepas dari mulut harimau masuk ke dalam mulut buaya.

Begitu istilah hilangnya tentara Belanda masuknya tentara Jepang. Selama tiga setengah tahun Indonesia dijajah oleh Jepang rakyat Indonesia sangat menderita.

Karena tidak tahan melihat penderitaan rakyat Indonesia yang dijajah oleh Jepang, Sudanco Supriadi dan anggota yang lainyapun memberontak terhadap penjajah Jepang.

Penyerangan ke markas tentara Jepang ini digambarkan dengan heroik bagaimana Sudanco melepas dan merobek bendera Jepang diganti dengan bendera merah-putih.

Namun akibat persiapan yang kurang matang pemberontakan Sudanco Supriadi dan teman-temannya bisa dipatahkan oleh tentara Jepang. Supriadi dan anggota sudanco yang tertangkap disiksa oleh tentara Jepang.

Drama kolosal yang melibatkan ratusan pelajar ini di akhiri dengan mengibarkan bendera merah-putih sebagai tanda- bangsa Indonesia merdeka. Setelah negara Jepang dinyatakan kalah dalam perang usai di bom atom oleh tentara Sekutu.

Teatrikal ini sebagai bentuk bahwa pada 14 Februari di Blitar memiliki sejarah yakni peringatan pemberontakan PETA bukan Valentine Day drama inipun menjadi tontonan warga baik dari dalam negeri dan luar negeri.

Drady Wibisono sutradara drama teatrikal ini menyatakan, drama ini menunjukkan kisah perjuangan rakyat Blitar dalam membantu kemerdekaan bangsa Indonesia meski pemberontakan gagal namun menjadi cikal bakal perjuangan bangsa Indonesia untuk melawan Jepang.

Tentara PETA merupakan bentukan Jepang yang memberontak kepada pendudukan Dai Nippon karena tidak tahan melihat warga pribumi disiksa oleh penjajah tersebut.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5922 seconds (0.1#10.140)