Parah, Berulang Kali Pedagang Soto di Bantul Campurkan Daging Babi

Jum'at, 22 Januari 2016 - 14:44 WIB
Parah, Berulang Kali Pedagang Soto di Bantul Campurkan Daging Babi
Parah, Berulang Kali Pedagang Soto di Bantul Campurkan Daging Babi
A A A
BANTUL - Meski sudah tiga kali mendapat teguran dari Dinas Pertanian dan Kehutanan (Dispertahut) karena mencampur daging babi, pemilik warung soto Marzuki tak pernah jera.

Bahkan pedagang tak bermoral itu juga sudah tiga kali pindah lokasi jualan karena diusir warga.

Kepala Kesehatan Masyarakat Vetirelener (Kesmavet) Dispertahut Bantul, Witanta mengatakan, sebenarnya pemilik warung yang mengoplos dagangannya dengan daging babi hanyalah orang itu-itu saja.

Seperti penjual soto Marzuki, sebenarnya pihak Dispertahut sudah tiga kali mendapati pemilik warung mencampur daging sotonya dengan daging babi.

Demikian juga dengan pedagang bakso, Muji yang berada di Kecamatan Srandakan juga masih ada silsilah dengan pelaku yang sama. "2014 lalu keluarga dari Muji juga terjaring kasus yang sama," ujarnya, Jum'at (22/1).

Bahkan, pemilik warung soto tersebut sudah tiga kali diusir warga karena perbuatan yang ia lakukan selalu dilakukan lagi.

Dan pihaknya juga melakukan pencermatan, setelah mendapat surat teguran, yang bersangkutan mematuhinya hanya sekitar 3-4 bulan.

Namun setelah itu, pemilik warung tersebut mengulangi lagi perbuatannya. Dan ini sudah yang ketiga kalinya ia melakukan pelanggaran yang sama.

Witanta mengungkapkan, pihaknya memang secara rutin melakukan pengambilan sampel terhadap bahan makanan yang dijual oleh masyarakat.

Dan setiap kali kedapatan mencampur daging sapi dengan daging babi, pihaknya langsung melakukan teguran dalam rangka pembinaan.

Hanya saja, untuk kali ini surat teguran tersebut beredar luas di media sosial sehingga masyarakat banyak yang mengetahuinya. "Ini mungkin cara Tuhan menegur pedagang itu," ujarnya.

Sejak kasus ini muncul, pihaknya banyak mendapat telepon dari warga yang menyampaikan dukungannya untuk terus melakukan pengambilan sample makanan yang dijual.

Hanya saja, untuk melaksanakan tes laboratorium makanan memerlukan biaya cukup besar. Sekali melakukan tes, pihak Dispertahut harus merogoh kocek hingga Rp 500 ribu.

Untuk itu, ia mengimbau kepada masyarakat agar meningkatkan kewaspadaannya. Secara kasat mata memang tidak bisa membedakan ketika sudah dimasak.

Namun ketika mentah, masyarakat bisa melihat perbedaan warna yang lebih pucat, tekstur lebih lembut serta bau yang khas yaitu bau babi. Dan ketika dimasak, lemaknya lebih banyak dibanding dengan daging sapi. "Masyarakat sekarang lebih waspada saja,"tuturnya.

Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Hewan Dispertahut Bantul, Agus Rahmat Susanta mengungkapkan, dalam dua tahun terakhir, pedagang makanan yang mengoplos daging sapi dengan daging babi jumlahnya memang meningkat.

Tahun 2014 ada satu orang yang kedapatan menjual bakso daging sapi dengan daging babi. Dan tahun 2015 ada dua kasus yaitu penjual bakso Muji di Srandakan dan pedagang Soto Marzuki di Sewon.

"Bantul termasuk rendah, dari 38 sample yang diambil hanya 2 atau 5%. Di Gunungkidul sampai 9 kasus dari 38 sample, itu data yang kami dapat dari laboratorium penguji,"tuturnya.

Hanya saja, meski sudah kedapatan melakukan pelanggaran, namun pihaknya belum berencana menindaktegas kedua warung tersebut.

Pihaknya lebih suka tindakan persuasif dalam rangka pembinaan agar jangan terulang lagi. Menurut Agus, wewenang untuk melakukan penindakan ada di Sat Pol PP atau PPNS.

Namun Agus mengaku belum akan melakukan komunikasi dengan Sat Pol PP Bantul untuk melakukan penindakan.

Kapolres Bantul, AKBP Dadiyo mengaku belum mengetahui adanya warung yang kedapatan menjual dagangan dicampur dengan daging babi.

Pihaknya akan berkoordinasi dengan instansi terkait soal ini, dan untuk memastikan daging babi atau tidak harus ada tes laboratorium.

Dan jika benar dilakukan, pihaknya akan mencermati apakah ada unsur pelanggaran pidana atau tidak. "Kami akan berkoordinasi dulu,"ujarnya.

Sementara Marzuki, pemilik warung soto mengaku adanya daging babi di dagangannya karena ketidaktahuan dirinya.

Marzuki mengatakan, selama ini yang kulakan daging adalah anak buahnya. Ia sendiri tidak mengetahui kalau ada daging babi dalam daging yang anak buahnya beli.

Untuk sementara ia memilih menutup usahanya, namun ia mengatakan kemungkinan besok (Sabtu) sudah akan buka lagi. "Besok buka," tuturnya yakin.
(nag)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 2.3269 seconds (0.1#10.140)