Berkunjung ke Merapi, Wisatawan Diminta Taat Aturan

Minggu, 27 Desember 2015 - 21:00 WIB
Berkunjung ke Merapi, Wisatawan Diminta Taat Aturan
Berkunjung ke Merapi, Wisatawan Diminta Taat Aturan
A A A
SLEMAN - Untuk menjaga ekosistem alamnya, wisatawan diharap agar bisa mematuhi peraturan Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM).

Berbagai objek wisata alam yang berada di lingkup TNGM, memang selalu menjadi daya tarik orang luar daerah. "Bukit Plawangan, Turgo dan sekitarnya. Deles, dan lain-lainnya," kata Fungsional Pengendali Ekosistem Hutan, TNGM Dhany Suryawan Minggu (27/12/2015).

Selain itu juga kawasan Kaliurang, yang berada di Kabupaten Sleman. Di kawasan ini, biasanya pengunjung suka memberi makanan instan kepada monyet ekor panjang.

"Tapi mulai 2015 ini, kami menetapkan sudah tak boleh lagi ada pengunjung yang memberi makanan instan ke monyet," katanya.

Setelah melakukan kajian ilmiah dengan salah satu perguruan tinggi di Yogyakarta. "Kalau monyet-monyet ini terus diberi makanan instan, maka dikhawatirkan dapat mengubah perilaku alami monyet. Perilaku alami monyet sangat tidak ingin mengganggu manusia," ujarnya.

Meski demikian, pihaknya juga tak henti memberikan sosialisasi. Melalui pengeras suara yang dipasangnya di kawasan Kaliurang untuk sekedar mengingatkan pengunjung.

"Berkali-kali telah diumumkan lewat pengeras suara, supaya pengunjung dengar. Untuk tidak memberi makanan instan ke monyet. Saya lihat, pengunjung juga telah mematuhi peraturan tersebut," tuturnya.

Selain di Kaliurang, juga beberapa objek wisata lain juga diawasinya. Bekerja sama dengan beberapa mitra, seperti masyarakat setempat, relawan, maupun Search and Rescue (SAR). "Setiap hari ada petugas-petugas, dan juga mitra TNGM yang juga berjaga," katanya.

Juga mengenai pendakian akhir tahun Merapi, yang menjadi perhatiannya. Meski sudah ada Closed Circuit Television (CCTV), TNGM tetap menempatkan petugas di lapangan.

"Pendakian akhir dan awal tahun baru, sudah kami plot petugas-petugas untuk penjagaan dari Pos Selo sampai Pasar Bubrah," kata Kepala TNGM, Edy Sutiyarto.

Dijelaskan, pihaknya juga kerja sama dengan relawan dari komunitas Barameru, Boyolali. Agar pendaki tak ada yang nekat melanggar aturan, tidak boleh sampai ke puncak. "Ada sekitar 20 petugas bersama juga dengan Barameru," pungkasnya.
(nag)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.7972 seconds (0.1#10.140)