Bupati Purwakarta Bicara soal Sampurasun dan Kritikan Habib Rizieq

Kamis, 26 November 2015 - 23:02 WIB
Bupati Purwakarta Bicara soal Sampurasun dan Kritikan Habib Rizieq
Bupati Purwakarta Bicara soal Sampurasun dan Kritikan Habib Rizieq
A A A
PURWAKARTA - Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi menyayangkan sikap Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Syihab yang memelesetkan salam Sunda, "sampurasun" menjadi "campur racun" dalam sebuah tablig akbar di Purwakarta beberapa waktu lalu.

"Sampurasun itu kepanjangan sampuring ingsun, artinya sempurnakanlah diri Anda. Atau mengandung makna tentang ajakan berbuat kemuliaan dalam hidup, saling menyayangi, menghormati, dan mengasihi," ujar Dedi, Kamis (26/11/2015).

Dedi memaklumi kritikan pedas Rizieq dalam ceramahnya di Purwakarta beberapa waktu lalu, karena adanya kabar yang salah dan harus diluruskan.

Selama ini Dedi dituding mengganti ucapan salam "Assalamualaikum" dengan "sampurasun".

Sebelumnya, seperti dimuat di situs www.habibrizieq.com, Dedi disebut mulai sering meninggalkan Salam Syariat Islam "Assalaamualaikum" dan diganti dengan Salam Adat Sunda "Sampurasun".

"Ada anggapan saya mengganti kalimat Assalamualaikum dengan sampurasun. Padahal salah besar. Selama ini saya selalu berucap Assalamualaikum dilanjutkan dengan sampurasun dalam berbagai kesempatan. Adanya tuduhan yang mengatakan saya mengganti Assalamualaikum dengan sampurasun merupakan tuduhan yang tidak berdasar," jelas dia.

Dedi juga meminta agar sampurasun dan Assalamualaikum tidak dipertentangkan. "Sehingga Assalamualaikum dan sampurasun bukanlah kalimat yang mesti dipertentangkan karena dimensinya berbeda. Kedua ucapan itu semestinya dipertautkan, sehingga membentuk karakter universalitas dan lokalitas," ujar dia.

Menurutnya, Islam bisa begitu kental di tanah Sunda karena penyebarannya memang sangat menyatu dengan lingkungan kebudayaannya. Ucapan sampurasun ini, lanjut dia, hanya untuk melestarikan kebudayaan masyarakat Sunda, karena filsafat Sunda dalam kalimat tersebut memang mengandung makna yang sangat baik dan hakikatnya sama bermuara pada sang pencipta, yakni Alllah SWT.

"Oleh karena itu, sebaiknya beliau (Rizieq) mencabut kembali kalimat tersebut dan meminta maaf atas ucapan tersebut kepada masyarakat sunda," tuturnya.

Ditanya soal langkah beberapa tokoh Sunda yang melaporkan Rizieq ke Polda Jabar, Dedi enggan berkomentar banyak. Namun menurutnya, tentunya langkah itu sudah dipikirkan dengan matang oleh para tokoh Sunda di Jawa Barat. Tokoh Sunda, pasti mencari jalan yang terbaik sehingga akhirnya melaporkan Habib Rizieq ke polisi.

Sebelumnya, Aliansi Masyarakat Sunda melalui Angkatan Muda Siliwangi melaporkan Rizieq ke Polda Jabar karena dianggap telah memelesetkan salam yang menjadi kebudayaan adat masyarakat Sunda.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.3036 seconds (0.1#10.140)