Pemimpin Kristen Ortodoks Ukraina Jadi Tahanan Rumah

Minggu, 02 April 2023 - 07:21 WIB
loading...
Pemimpin Kristen Ortodoks Ukraina Jadi Tahanan Rumah
Uskup senior Gereja Ortodoks Ukraina (UOC) Metropolitan Pavel ditempatkan dalam tahanan rumah oleh pengadilan Kiev. Foto/AP
A A A
KIEV - Pengadilan Kiev memerintahkan seorang pastor kristen ortodoks terkemuka untuk ditempatkan di bawah tahanan rumah. Keputusan itu terbit setelah badan keamanan utama Ukraina mengatakan dia dicurigai membenarkan agresi Rusia, sebuah tindak pidana. Itu adalah langkah terbaru dalam perselisihan sengit atas sebuah biara Ortodoks yang terkenal.

Metropolitan Pavel adalah kepala biara dari biara Kiev-Pechersk Lavra, situs Ortodoks paling dihormati di Ukraina. Dia membantah tuduhan itu dan menolak perintah pihak berwenang untuk mengosongkan kompleks tersebut.

Dalam sidang pengadilan pada hari sebelumnya, Metropolitan mengatakan klaim oleh Dinas Keamanan Ukraina, yang dikenal sebagai SBU, bahwa dia memaafkan invasi Rusia didorong secara politis dan dia tidak pernah berada di sisi agresi.

Setelah putusan pengadilan, gelang pemantau ditempatkan di sekitar pergelangan kakinya, meskipun dia keberatan bahwa dia menderita diabetes dan tidak boleh memakainya. Tahanan rumah berlangsung selama dua bulan.

"Saya menerima ini," katanya sesaat sebelum gelang itu dipasang.

“Kristus telah disalibkan di kayu salib, jadi mengapa saya tidak menerima ini?” imbuhnya seperti dikutip dari Associated Press, Minggu (2/4/2023).

Awal minggu ini, dia mengutuk Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, mengancamnya dengan kutukan.



Parabiarawan di biara milik Gereja Ortodoks Ukraina (UOC) dituduh memiliki hubungan dengan Rusia. Perselisihan seputar properti, juga dikenal sebagai Biara Gua, adalah bagian dari konflik agama yang lebih luas yang terungkap bersamaan dengan pecahnya perang.

Pemerintah Ukraina telah menindak UOC atas hubungan historisnya dengan Gereja Ortodoks Rusia, yang pemimpinnya, Patriark Kirill, telah mendukung Presiden Rusia Vladimir Putin dalam invasi ke Ukraina.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0916 seconds (0.1#10.140)