Demi Anak, Ikhlas Makan dan Tidur di Bekas Kandang Kambing

Rabu, 11 November 2015 - 06:00 WIB
Demi Anak, Ikhlas Makan dan Tidur di Bekas Kandang Kambing
Demi Anak, Ikhlas Makan dan Tidur di Bekas Kandang Kambing
A A A
SUMEDANG - KASIH ibu sepanjang masa, kasih sayang orangtua tak terhingga untuk setiap anaknya. Tak peduli walau harus menjalani hidup menderita di gubuk derita, bahkan di kandang kambing.

Sepasang jompo warga Dusun Ciseda RT 01/05, Desa Citimun, Kecamatan Cimalaka, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, bahkan ikhlas hidup di bekas kandang kambing yang disulapnya menjadi tempat tinggal.

Lima tahun sudah, sepasang jompo, Abah Amas (74) dan Mak Erus (72), menjalani aktivitas sehari-harinya mulai dari makan hingga tidur di bekas kandang kambing berukuran 3x5 meter persegi. Alasannya, demi kebahagiaan kedua anaknya yang kini hidup di perantauan, masing-masing di Depok dan Palembang.

"Dulu sebelum menempati kandang kambing ini, Mak punya rumah, rumah peninggalan orangtua. Tapi dijual karena anak Mak punya banyak utang. Daripada malu, juga supaya anak Mak hidup tenang tidak dikejar-kejar utang lagi, Mak jual rumah itu. Sudah lima tahunan lebih Mak dan Abah tinggal di sini," ujarnya ditemui KORAN SINDO di rumahnya yang pengap dan gelap, Selasa (10/11/2015).

Meski saat ini kondisi di dalam rumah sudah disekat-sekat beberapa ruangan untuk kamar tidur dan dapur, dari luar rumah yang ditinggali sepasang jompo ini tak ubahnya kandang kambing.

"Dulunya, Abah punya kambing lumayan banyak, setelah rumah terjual, kambingnya pun di jual satu per satu untuk keperluan hidup, dan kandang kambingnya Mak jadikan tempat tinggal, karena sudah tidak punya tempat lain lagi, sementara anak, dua-duanya tinggal di luar Sumedang. Yang satu di Depok, satunya lagi di Palembang. Nu penting mah iuh (yang penting teduh, red), Mak gak mau nyusahin orang lain, cuma ingin lihat anak bahagia," tuturnya.

Untuk sekadar bertahan hidup, kata Mak Erus, Abah Amas bekerja serabutan, mulai dari buruh tani, mencari pakan ternak, jual suluh, hingga jadi kuli bangunan. Selain itu, lanjutnya, tak jarang tetangga di sekitarnya memberi santunan.

"Sagala dicabak (segala dikerjakan, red). Kalau ada yang nyuruh berkebun, ya ngebun. Kalau ada yang nyuruh sehari paling dapat Rp40 ribu, tapi nggak setiap hari bisa dapat uang, yang penting bisa buat beli beras," katanya.

Mak Erus tak menampik bila setiap ada pembagian jatah beras miskin (raskin) dia selalu kebagian. Namun, soal BLT (Bantuan Langsung Tunai) belum sekalipun kebagian.

Ditanya harapannya kepada pemerintah khususnya Pemkab Sumedang, Mak Erus berharap bisa kembali tinggal di rumah yang layak huni.

"Inginnya punya rumah lagi. Dari desa sudah mau dibantu ada program rutilahu (rumah tidak layak huni, red), tapi gak bisa karena syaratnya katanya Mak harus punya AJB/sertifikat tanah, karena tempat yang ditinggali saat ini memang bekas kandang kambing. Sekarang, katanya, dari desa sedang mengupayakan bantuan untuk membuatkan AJB dan sertifikat tanahnya dulu. Mudah-mudahan bisa," tuturnya lagi.

Mendengar adanya informasi sepasang jompo yang tinggal di kandang kambing di dusun tersebut, pengusaha sukses di Sumedang, Moh Agung Anugrah terketuk hatinya untuk membantu, dengan memberikan sumbangan.

"Setelah mendengar informasi ini dari pihak desa, saya langsung berkunjung ke sini karena prihatin dengan kondisi yang dialami oleh sepasang jompo yang hidup di bekas kandang kambing ini," kata Owner Kopi Progo ini.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3985 seconds (0.1#10.140)