Sholat Tarawih Berapa Rakaat? Ini Penjelasan Lengkap dengan Dalilnya

Selasa, 21 Maret 2023 - 17:25 WIB
loading...
Sholat Tarawih Berapa Rakaat? Ini Penjelasan Lengkap dengan Dalilnya
Mayoritas ulama berpendapat bahwa jumlah rakaat sholat Tarawih paling afdhal (utama) adalah 20 rakaat dengan 10 kali Salam. Foto ilustrasi/ist
A A A
Sholat Tarawih berapa rakaat? Pertanyaan ini selalu muncul setiap menjelang bulan Ramadan.

Untuk diketahui, keutamaan sholat Tarawih dijelaskan dalam Hadis shahih berikut:

مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Artinya: "Barang siapa melaksanakan qiyam Ramadhan (sholat Tarawih) dengan iman dan ikhlas (karena Allah ta'ala) maka dosa-dosanya yang lalu akan diampuni." (HR Al-Bukhari No 37 dan Muslim 759)

Sholat Tarawih pertama kali dikerjakan oleh Baginda Nabi Muhammad shollallahu 'alaihi wasallam (SAW). Setelah Beliau berpulang ke rahmatullah, sholat Tarawih masih tetap dikerjakan pada malam-malam Ramadhan.

Ketika di masa kepemimpinan Sayyidina Umar bin Khattab, beliau memerintahkan sholat Tarawih dikerjakan secara berjamaah. (seperti dahulu di masa Nabi). Diriwayatkan Abdurrahman bin Abdul Qari, beliau berkata: "Ketika aku keluar bersama Sayyidina Umar bin Khattab di malam Ramadhan maka kami mendapati kaum muslimin mengerjakan sholat Tarawih sendiri-sendiri dan ada juga yang berjamaah dengan sekelompok orang. Berkata Umar bin Khattab: "Saya berpendapat, kalaulah dikerjakan berjamaah maka akan indah." Lalu Beliau mengumpulkan mereka dan menunjuk Ubay bin Ka'ab menjadi Imam.

Sholat Tarawih Paling Afdhol 20 Rakaat
Mayoritas ulama berpendapat bahwa jumlah rakaat sholat Tarawih paling afdhal (paling utama) adalah 20 rakaat dengan 10 kali Salam. Jika ditambah dengan sholat Witir 3 rakaat menjadi 23 rakaat. Tidak ada satupun yang menentang hal ini sejak zaman Umar bin Khattab dan zaman Imam 4 Madzhab (Hanafi, Maliki, Syafi'i dan Hanbali) sampai saat ini.

Hal ini dikemukakan oleh Pengasuh Ponpes Al Hawthah Al Jindaniyah, Habib Ahmad bin Novel Salim Jindan dalam satu kajiannya. Hanya saja Imam Malik berpendapat 23 rakaat, juga memunculkan pendapat bahwa sholat Tarawih 36 rakaat ditambah 3 rakaat Witir, menjadi 39 rakaat. Pendapat beliau ini berdasarkan amalan penduduk Kota Madinah.

Para Imam Mazhab juga mengambil pendapat yang sama yaitu 20 rakaat, sebagaimana diriwayatkan Imam Al-Baihaqi dengan sanad yang shahih, dari As-Saib bin yazid radhiyallahu 'anhu. Beliau berkata: "Sesungguhnya dahulu para sahabat mendirikan sholat Tarawih di zaman Umar 20 rakaat".

Begitu juga yang diriwayatkan Imam Malik di dalam Kitabnya Al-Muwaththo dari Yazid bin Rumman RA berkata: "Sesungguhnya dahulu para sahabat mendirikan sholat Tarawih di zaman Sayyidina Umar 23 rakaat."

Imam Ibnu Qudamah dalam Kitabnya Al-Mughni menjelaskan, para ulama sepakat bahwa jumlah rakaat Tarawih adalah 20 rakaat dan menolak atas pendapat Imam Malik dalam riwayatnya yang kedua yaitu 36 rakaat.

Imam Ahmad bin Hambal, Imam Abu Hanifah, Imam Syafi'i dan Imam Ats-Tsauri radhiallahu 'anhum juga bersepakat bahwa jumlah rakaat sholat Tarawih adalah 20 rakaat. Adapun Imam Malik mengerjakan 36 rakaat karena mengikuti apa yang di kerjakan Ahli Madinah. Dalam Kitab Mukhtasor Almuzani Imam Syafi’i berkata: "Aku telah mendapati Ahli Madinah mengerjakan salat tarawih 36 rakaat, tetapi Aku lebih suka 20 karena mengikuti apa yang telah diriwayatkan dari Sayyidina Umar bin Khattab. Begitu juga telah menjadi amalan Ahlu Makkah mengerjakan salat tarawih dengan 20 rakaat ditambah dengan 3 rakaat witir.

Imam At-Turmudzi juga meriwayatkan dalam kitab Sunan-nya, bahwa sholat Tarawih adalah 20 rakaat. Begitu pula apa yang dikatakan oleh Imam Ibnu Rusyd dan Imam Nawawi.

Kemudian, Ibnu Taimiyyah mengatakan dalam fatwanya: "Adalah benar bahwa Ubay bin Ka'ab dahulu menjadi imam dalam sholat Tarawih 20 rakaat dan berwitir dengan 3 rakaat. Banyak ulama sepakat inilah yang tepat, karena dikerjakan di tengah-tengah para Muhajirin dan Anshor, dan tidak terdapat seorang pun dari para sahabat yang menentang hal tersebut." Sebagaimana dilaksanakan sampai saat ini di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi dan hampir semua kaum Muslimin.

Bagaimana dengan Tarawih 11 Rakaat?
Bagi yang mengerjakan sholat Tarawih 11 rakaat (8 rakaat Tarawih ditambah 3 rakaat Witir) berpegang pada Hadis dari Ummul Mukminin Sayyidah Aisyah radhiyallahu 'anha berikut:

مَا كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَزِيدُ فِى رَمَضَانَ وَلاَ فِى غَيْرِهِ عَلَى إِحْدَى عَشْرَةَ رَكْعَةً

Artinya: " Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam tidak pernah menambahi jumlah rakaat dalam sholat malam di bulan Ramadhan maupun selain bulan Ramadhan lebih dari 11 rakaat." (HR Al-Bukhari dan Muslim)

Menurut Habib Ahmad bin Novel, dari sisi sanad, Hadis ini tidak diragukan lagi keshahihannya. Karena diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari, Imam Muslim dan lain-lain (muttafaq 'alaih). Hanya saja, penggunaan hadis ini sebagai dalil sholat Tarawih dinilai kurang tepat. Berikut alasannya:

1. Pemotongan Hadis
Bagi yang menjadikan Hadis di atas sebagai dalil sholat Tarawih biasanya tidak membacanya secara utuh. Akan tetapi mengambil potongannya saja sebagaimana disebutkan di atas. Bunyi hadis ini secara sempurna adalah sebagai berikut: "Dari Abi Salamah bin Abd al-Rahman, ia pernah bertanya kepada Sayyidah Aisyah radhiyallahu 'anha perihal sholat yang dilakukan oleh Rasulullah SAW pada bulan Ramadhan.

Sayyidah Aisyah menjawab: "Rasulullah SAW tidak pernah menambahi, baik pada bulan Ramadhan maupun selain bulan Ramadhan, dari sebelas rakaat. Beliau sholat empat rakaat, dan jangan kamu tanya baik dan panjangnya. Kemudian Beliau sholat empat rakaat, dan jangan kamu tanyakan baik dan panjangnya. Kemudian Beliau sholat tiga rakaat. Aisyah kemudian berkata: "Saya berkata, wahai Rasulullah, apakah Anda tidur sebelum sholat Witir?" Beliau menjawab: "Wahai Aisyah, sesungguhnya kedua mataku tidur, akan tetapi hatiku tidak tidur."
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1806 seconds (0.1#10.140)