Derita ISPA akibat Kabut Asap, Bayi 28 Hari Meninggal

Kamis, 08 Oktober 2015 - 08:43 WIB
Derita ISPA akibat Kabut Asap, Bayi 28 Hari Meninggal
Derita ISPA akibat Kabut Asap, Bayi 28 Hari Meninggal
A A A
PALEMBANG - Bencana kabut asap akibat kebakaran lahan di Sumatera Selatan menelan korban jiwa. Seorang bayi berumur 28 hari, M Husen Saputra, meninggal karena menderita Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).

Ditemui KORAN SINDO PALEMBANG di rumah Jalan Talang Banten Lorong Banten 1 RT01/01 No A39, Kelurahan 16 Ulu, Kecamatan SU II ayah koban, Hendra Sapura (33), mengatakan anaknya sempat dibawah ke rumah sakit.

Tiga hari menjelang ajal, Husen sering menangis dan badannya panas. Hendra membawah anak ketiganya itu ke Rumah Sakit Muhammadiyah. Setelah mendapatkan perawatan intensif dari dokter, tepat pada hari Rabu (6/10/2015) pukul 19.30 WIB korban meninggal setelah sebelumnya divonis dokter menderita ISPA.

"Mulai dari sore hari sampai fajar asap memang sangat tebal. Asap masuk dari sela jendela dan pintu. Sudah dibawa ke rumah sakit tetapi anak saya sulit tertolong lagi kata dokter dia terkena ISPA," kata Hendra dengan raut muka sedih.

Menurut buruh bangunan ini, anaknya yang lahir pada tanggal 11 September 2015 di Rumas Sakit Muhammadiyah memang memiliki bobot kecil, sekitar 2,5 kg. Namun kondisinya sehat dan bobot badannya sempat naik menjadi 3,5 kg.

"Dia sehat-sehat saja awal dilahirkan walapun bobot badannya kecil. Gara-gara kabut asap ini, ia sakit dan meninggal," ujar Hendra lagi sedikit sulit menerima kenyataan anaknya telah tiada.

Hendra bercerita anak bungsunya itu memiliki dua orang kakak yakni Nurul Aisah (7) dan M Nopal Zuanda (2). Sedangkan istrinya bernama Musidah (34).

Hendra juga sangat khawatir dengan kondisi anak pertamanya, Nurul, yang mengeluh sakit pernapasan dan demam. Dokter menyatakan anak pertamanya juga menderita ISPA.

"Anak saya pertama juga terkena ISPA. Ada di dalam rumah dia juga sakit. Tetapi tidak parah, sudah dibawa ke dokter. Semoga tidak terjadi apa-apa," ucapnya polos.

Dari kejadian tersebut, Hendra berharap pemerintah provinsi segera memberikan solusi konkret agar bencana asap di Sumsel cepat berakhir. Ia takut, orang yang tidak memiliki ekonomi cukup dapat mengalami penderitaan yang sama sepertinya.

"Semoga kabut asap cepat berakhir. Kasihan kalau ada lagi korban seperti ini. Jujur saya masih sangat kehilangan dan terpukul sekali," pungkasnya.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.6493 seconds (0.1#10.140)