Perluasan Islamic Center Bin Baz Ditolak Warga Piyungan

Senin, 28 September 2015 - 17:02 WIB
Perluasan Islamic Center Bin Baz Ditolak Warga Piyungan
Perluasan Islamic Center Bin Baz Ditolak Warga Piyungan
A A A
BANTUL - Warga Dusun Karangploso, Desa Srimulyo, Kecamatan Piyungan menolak perluasan pembangunan Islamic Center Bin Baz (ICBB) di wilayah mereka.

Sebab keberadaan ICBB yang berada di wilayah mereka tidak memberi dampak peningkatan ekonomi seperti yang dijanjikan sebelum kompleks yang didanai dari luar negeri ini.

Wakil Ketua Karang Taruna Dusun Karangploso, Muchlas Aji Setyawan mengatakan, pembangunan ICBB selama ini memang tidak pernah melalui sosialisasi dengan warga sekitar.

Mereka cenderung menggunakan cara membeli tanah secara perseorangan dan kemudian tanah yang mereka beli tersebut langsung didirikan bangunan.

“Sosialisasi warga tidak pernah. Kami tidak pernah diundang tetapi justru Kepala Dukuh yang keliling meminta tanda tangan persetujuan pembangunan tersebut,”ujar Muchlas, Senin (28/9).

Keberadaan ICBB di wilayah mereka sebenarnya sudah ada sejak tahun 90an akhir, dan mulai melebarkan sayap dengan membangun berbagai fasilitas sejak tahun 2007.

Awalnya, ICBB hanya membangun sebuah pondok di daerah Dusun Karanggayam, dan sejak tahun 2007 mereka mulai membangun institusi pendidikan mulai dari Pendidikan Anak Usia Dini (Paud) hingga Perguruan Tinggi (PT).

Dalam membangun, ICBB dituding tidak pernah memperhatikan kaidah lingkungan. Beberapa di antaranya adalah membangun saluran air limbah dengan langsung membuang ke saluran irigasi tersier milik petani.

Selain itu, mereka juga tidak membangun penampungan sampah sendiri, sehingga ribuan santri yang berada di ICBB membuang sampah secara serampangan.

“Para santri itu juga jarang bersosialisasi dengan warga kampung. Dan kalau lewat jalan kampung sering tidak sopan,” ungkapnya.

Tak hanya itu, dalam setiap kali pembangunan warga setempat tidak pernah dilibatkan dalam kegiatan tersebut.

Bahkan, meskipun sebelumnya pihak pengelola menjanjikan akan membuka pintu kepada warga sekitar yang ingin mendirikan warung makan dan beberapa usaha lainnya. Hanya saja, sekarang justru mereka bersikap antipati terhadap usaha warga setempat.

Pihak pengelola melarang warga sekitar yang ingin membuka usaha, meskipun hanya sekedar warung makan. Alasan dari pengelola karena di dalam sudah ada yang membuka usaha sejenis sehingga memprioritaskan penghuni ICBB. Beberapa usaha yang kini mati di antaranya adalah usaha ojek, sebab mereka dilarang beroperasi.

“Kalau warga setempat dilarang, tetapi pengelola menyewakan sepeda motor dan juga rental mobil,” tandasnya.

Pihaknya menuding ada pihak-pihak yang sengaja bermain dalam pembangunan kawasan ICBB tersebut.

Para broker tanah dan aparat desa banyak bermain, karena mereka justru yang mencarikan tanah yang akan digunakan sebagai lokasi pembangunan kompleks ICBB lainnya. Dia menandaskan warga menolak rencana perluasan pembangunan kompleks ICBB tersebut.

Kepala Dukuh Karangploso, Sukahar mengakui ada sejumlah warga dusunnya yang menolak. Hanya saja dari sekitar 210 Kepala Keluarga (KK) hanya 30% yang melakukan penolakan.

Namun dia sendiri mengaku netral tidak menolak ataupun menerima. Pihaknya siap menjembatani kedua belah pihak untuk berkomunikasi agar persoalan tersebut segera selesai. “Silahkan menolak, itu hak mereka. Yang jelas kami siap diajak berkomunikasi,” tegasnya.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7333 seconds (0.1#10.140)