Sungai Mahakam Surut, Harga Sembako di Perbatasan Meroket

Sabtu, 29 Agustus 2015 - 17:48 WIB
Sungai Mahakam Surut, Harga Sembako di Perbatasan Meroket
Sungai Mahakam Surut, Harga Sembako di Perbatasan Meroket
A A A
SAMARINDA - Akibat kemarau panjang, Sungai Mahakam di Kalimantan Timur (Kaltim) mengalami surut yang sangat dalam dan menyempit. Akibatnya, jalur distribusi barang kebutuhan masyarakat ke hulu sungai ini terganggu sehingga membuat harga kebutuhan pokok melambung tinggi.

Barang kebutuhan masyarakat di hulu Sungai Mahakam yang merupakan kawasan pedalaman dan perbatasan sangat tergantung dari lalu lintas sungai. Seluruh barang dipasok dari Kota Samarinda melalui Dermaga Mahakam Ulu yang terletak di Kecamatan Sungai Kunjang, Samarinda.

"Kami hanya bisa mengantarkan barang sampai di Kecamatan Tering, Kabupaten Kutai Barat. Biasanya pemilik barang akan meneruskan pengiriman barang dengan menggunakan kapal kecil," kata Budi, pemilik kapal yang sedang bongkar muat barang di Dermaga Mahakam Ulu, Sabtu (29/8/2015).

Akibatnya, untuk sampai ke Kecamatan Long Bagun, Kabupaten Mahakam Ulu, biaya distribusi barang menjadi bertambah besar. Imbasnya harga barang pun melonjak tinggi.

Kabupaten Mahakam Ulu adalah kabupaten yang berada di kawasan pedalaman Kalimantan dan berbatasan langsung dengan Malaysia. Jika bukan musim kemarau, kapal besar bisa langsung sampai ke tujuan.

"Kemarau sekarang tidak bisa diprediksi . Kalau dulu, sekitar lima tahun yang lalu masih bisa diprediksi kalau bulan sekian kemarau, bulan sekian banjir. Tapi sekarang tidak bisa. Jadi kadang-kadang itu kita berangkat kondisinya banjir, pas dua hari setelah itu turunnya itu sudah dangkal airnya," jelas Budi.

Yulianus, warga Kabupaten Mahakam Ulu, menuturkan, beras jenis premium saat ini sudah menyentuh harga Rp500 ribu per 25 kilogram. Padahal, harga pasarannya sebenarnya hanya sekira Rp180 ribu.

Bensin saja sudah berada di kisaran harga Rp25 ribu per liter. Saat tidak kemarau, harga bensin hanya Rp10 ribu sampai Rp15 ribu.

"Mau bagaimana lagi, kalau dibilang mengeluh ya memang situasinya begini. Pedagang yang saya tanya juga terpaksa menaikkan harga segitu karena untuk menutupi ongkos distribusi," kata Yulianus.

Belum ada jalur darat yang bisa menembus kabupaten ini. Jalur satu-satunya hanya melalui sungai. Saat surut, tak hanya biaya barang yang meningkat, biaya angkut orang juga bertambah.

"Kita harus beberapa kali pindah perahu, dari yang paling kecil hingga yang besar supaya sampai ke Samarinda," pungkasnya.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.1452 seconds (0.1#10.140)