Gembira Loka Zoo Bertukar Satwa dengan Kebun Binatang Luar Negeri

Senin, 24 Agustus 2015 - 09:26 WIB
Gembira Loka Zoo Bertukar Satwa dengan Kebun Binatang Luar Negeri
Gembira Loka Zoo Bertukar Satwa dengan Kebun Binatang Luar Negeri
A A A
YOGYAKARTA - Gembira Loka Zoo (GL Zoo) siap melakukan tukar-menukar satwa dengan kebun binatang lain di dalam maupun luar negeri. Ini dilakukan untuk mendukung breeding atau pembiakan di kebun binatang tersebut.

Kepastian saling tukar-menukar satwa tersebut disampaikan Direktur Konservasi dan Keanekaragaman Hayati (KKH) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Bambang Dahono Aji saat mengunjungi GL Zoo bersama Anggota Dewan Pengawas Kebun Binatang Ragunan Danny Gunalen.

"Di sini ada tiga ekor macan tutul betina semua, di Ragunan juga. Bagaimana akan terjadi breeding (pembiakan) kalau tidak ada pejantannya. Sementara di Kebun Binatang Cikembulan, Garut punya jantan semua. Jadi, akan saling tukar agar terjadi breeding," ucap Bambang, Senin (24/8/2015).

Ia mengatakan, pihaknya bertanggung jawab membangun lembaga konservasi (LK) kebun binatang di Indonesia. Salah satu caranya dengan melakukan tukar- menukar satwa antarkebun binatang untuk menjamin terjadinya breeding.

Ia menyebut GL Zoo juga akan melakukan kerja sama breeding loan satwa dengan Singapura Zoo. "Rencana ini sudah disetujui pemerintah. GL Zoo memiliki koleksi satwa walabi cukup banyak dan Singapura Zoo butuh koleksi satwa ini. Sedangkan Singapura Zoo akan mengirim singa ke sini," jelasnya.

Selain dengan Singapura Zoo, GL Zoo juga akan mengirim jenis buaya langka senyulong ke kebun binatang di Korea. Buaya langka itu nantinya akan diganti dengan satwa lain yang tidak dimiliki GL Zoo.

"Nanti ada tim independen yang menilai pengiriman satwa ke luar negeri. Paling tidak setara, kalau perlu dari sana yang lebih 'mahal'. Kalau sesama kebun binatang di dalam negeri tidak perlu perhitungan."

Ia berharap, dengan cara seperti itu satwa yang dilindungi mampu breeding di kebun binatang dengan baik. Sebagian hasilnya bisa dilepasliarkan kembali di habitat aslinya. "Di sini ada yang sudah over, seperti rusa dengan luasan segitu saja jumlah rusanya terlalu banyak. Nanti satwa tidak sejahtera."
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6206 seconds (0.1#10.140)