Letda Inf Angger Panduyudha, Tak Menyangka Raih Adhi Makayasa

Jum'at, 31 Juli 2015 - 07:28 WIB
Letda Inf Angger Panduyudha, Tak Menyangka Raih Adhi Makayasa
Letda Inf Angger Panduyudha, Tak Menyangka Raih Adhi Makayasa
A A A
SEMARANG - MASUK Akademi Militer (Akmil) hampir tak pernah tebersit di benaknya. Apalagi, menjadi lulusan terbaik, mendapat penghargaan Adhi Makayasa dari Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) di Kampus Akademi Kepolisian (Akpol) Semarang, Kamis (30/7/2015).

Itu terjadi pada Letnan Dua (Letda) Inf Angger Panduyudha Sarjana Terapan Bidang Pertahanan (S.T. Han). Dia adalah lulusan terbaik Akmil 2015, dari total kelulusan Akmil sebanyak 215 perwira.

Angger berangkat dari keluarga sederhana, tinggal di wilayah cukup terpencil di Dusun Watu Gilang, Desa Mulusan, Kecamatan Paliyan, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Angger lahir di Kabupaten Batanghari, Provinsi Jambi, 14 Mei 1993.

Ayahnya yang seorang guru SD di Paliyan, menjadi panutan Angger. Kerja keras ayahnya adalah teladan terdekat yang terus memicu semangatnya. Ayahnya bernama Iswandi, sementara ibu bernama Supriyanti.

"Saya lahir di Batanghari, bapak saya guru. Besar di Gunungkidul," cerita Angger.

Mereka pindah ke Gunungkidul pada 2006. Angger bersekolah di SMPN 1 Wonosari Gunungkidul. Angger mengaku menyukai ilmu eksak, hingga sempat mewakili sekolah ikut olimpiade sains nasional.

Di bidang Fisika, Angger menyabet perunggu. Ternyata, dari sinilah karier militernya bermula.

Angger berhasil masuk SMA Taruna Nusantara Magelang berkat beasiswa Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD). Lulus dari sana, Angger mendaftar Akademi Militer (Akmil) dan Universitas Gadjah Mada (UGM).

Dua-duanya diterima, namun Angger memilih Akmil. Angger pun mulai masuk pendidikan militer. Kerasnya tempaan pendidikan dia jalani dengan semangat. Nilai akademiknya 3,7.

"Saya tidak menyangka (Akmil dan raih Adhi Makayasa). Di sini ketat sekali pendidikannya. Tapi saya punya niat," tambahnya.

Ia mengenang, di Gunungkidul itu bersama teman-temannya bermain seadanya. Karena wilayahnya yang masih terpencil, dia kerap bermain di tanah lapang luas. Termasuk, mencari belalang di rerumputan.

"Hobi saya memang makan belalang goreng. Dulu sama teman-teman sering main cari belalang," kata Angger.

Soal penghargaan Adhi Makayasa, Letda Inf Angger tentu sangat bersyukur. Penghargaan bukan hanya soal kebanggaan, namun baginya untuk lebih meluruskan diri. Tanggung jawab di depan mata tentu diemban seiring kini ia jadi perwira TNI AD.

Selain Angger, ada pula tiga orang lainnya yang mendapat Adhi Makayasa. Dari Akademi Angkatan Laut (AAL), Letda Laut (P) Adyksa Yudistira, putra pasangan Utomo Sidi dan Sri Suparmi, seorang PNS asal Karanganyar, Jawa Tengah.

Dari Akademi Angkatan Udara (AAU), Letda Tek Dito Sigit Kuncoro, putra pasangan Setyo Wibowo dan R.R. Kp Rahayu. Ayah Dito adalah pensiunan Dinas Perhubungan.

Sementara, peraih Adhi Makayasa dari Akpol adalah Ipda Fauzi Pratama, putra pasangan Iwan T Jumhawan dan Meity Damayanti asal Subang. Orangtuanya adalah wiraswasta.

Keempat remaja itu mendapat penghargaan Adhi Makayasa dari Presiden RI Jokowi saat pelantikan Prasetya Perwira (Praspa) di Lapangan Bhayangkara Akpol. Mereka merupakan yang terbaik dari masing-masing angkatan. Data menyebut; Akmil meluluskan 215 perwira remaja, AAL 100, AAU 89, dan Akpol 389 perwira. Totalnya 793 perwira.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6994 seconds (0.1#10.140)