Siswa SMAN 10 Bandung Jadi Korban Kekerasan di Sekolah

Selasa, 28 Juli 2015 - 17:19 WIB
Siswa SMAN 10 Bandung Jadi Korban Kekerasan di Sekolah
Siswa SMAN 10 Bandung Jadi Korban Kekerasan di Sekolah
A A A
BANDUNG - Salah seorang orangtua siswa SMAN 10 Bandung, Mila (40), bersama anak perempuannya F (15), siswi kelas 11 SMAN 10 Bandung mendatangi sekolah yang terletak di Jalan Cikutra, Kota Bandung, Selasa (28/7/2015) itu. Ia mengadukan kejadian dugaan kekerasan yang dilakukan oleh alumni SMAN 10 yang terjadi di SMAN 10 Bandung.

Mila menuturkan, kekerasan yang diterima oleh anaknya ini dilakukan pada Senin (27/7/2015) sore. Anaknya ini didatangi oleh dua orang yakni A (pihak luar) dan M yang merupakan alumni SMAN 10 Bandung yang baru lulus tahun ini.

Berdasarkan cerita dari anaknya, kata Mila, permasalahan ini berawal dari grup chat di media sosial Line. Entah bagaimana, lanjut Mila, salah seorang anggota grup Line yakni A tiba-tiba memaki F.

"Anak saya cuma tanya kenapa di-kick (dikeluarkan) dari grup. Tiba-tiba dijawab dengan kasar sama si pelaku. Saya bilang ke anak saya 'sudah keluar saja dari grup'. Rupanya anak itu dendam dan mencari tahu anak saya," ujar Mila saat ditemui di SMAN 10 Bandung, Selasa (28/7/2015).

Pelaku, lanjut Mila, kemudian mencari tahu keberadaan anaknya. Saat itu, A memiliki rekan yakni M yang satu sekolah dengan F.

"Difasilitasilah dia masuk ke sini dan melakukan tindakan itu," katanya.

Saat hari kejadian, anaknya menerima telepon dari M yang mengajak untuk bertemu. Terus-terusan ditelepon, anaknya pun mendatangi M yang menunggu di area depan sekolah. Di sana, M sudah bersama dengan A. M dan A, lanjut Mila, mengajak anaknya mengobrol di tempat sepi.

"Dibawalah anak saya ke situ (belakang laboratorium) dia bilang "Kamu minta maaf, sudah kurang ajar. Anak saya tanya 'kurang ajar kenapa?'. Lalu yang A ini ngomong "maneh kenal jeung aing? (Kamu kenal sama saya?). Anak saya merasa nggak kenal, terus dia bilang 'Maneh minta maaf ka aing" (kamu minta maaf ke saya). Lalu anak saya sudah mulai nggak nyaman," katanya sambil beberapa kali menirukan gaya pelaku.

Lebih lanjut, Mila menyebutkan tiba-tiba pelaku memegang muka anaknya itu dan berkata untuk meminta maaf. Tak tahu atas sebab apa, anaknya itu tetap diam.

"Sambil megang muka anak saya dia bilang 'Maneh minta maaf ka bengeut aing (kamu minta maaf ke muka saya)' sambil terus ditoyor," kata Mila.

Saat bersamaan, salah seorang teman anaknya melihat kejadian tersebut dan menanyakan kejadian tersebut kepada anaknya itu.

"Tapi tiba-tiba ditarik sama pelaku terus ditampar," katanya.

Mila pun mendapatkan telepon dari anaknya itu dan langsung bergegas menuju ke sekolah. Namun, tak ada seorang pun yang bisa dimintai keterangan, termasuk Kepala Sekolah maupun Wakasek. Mila pun kemudian melaporkan kejadian tersebut ke pihak berwajib. Bahkan, Mila telah melakukan visum terhadap anaknya.

"Kenapa ini saya asumsikan kekerasan, karena kedua pelaku sudah 17 tahun, sudah lulus SMA dan dia bawa orang lain," katanya.

Sementara itu Kepala SMAN 10 Bandung Isnaeni Zakian menyebutkan pihaknya terkejut ada kejadian semacam itu di sekolah. Sebab, berdasarkan keterangan orangtua, anaknya mendapatkan kekerasan seusai jam sekolah.

"Senin itu kan hari pertama masuk sekolah, jadi baik siswa maupun guru hanya halalbihalal. Sebelum jam 3 sore belum ada kejadian apa-apa. Kejadian ini diperkirakan lebih dari jam 3 sore," ujarnya.

Ia mengaku, pada jam itu pihak keamanan sekolah masih bertugas. Namun, pihak keamanan merasa tidak curiga lantaran memang akhir-akhir ini banyak alumni yang datang ke sekolah untuk melegalisir ijazah. Pihak keamanan tidak menaruh curiga sama sekali terhadap alumni maupun temannya yang datang ke sekolah.

"Kejadian ini jadi pelajaran juga bagi kami untuk lebih memperkuat keamanan sekolah. Tak hanya dengan mengevaluasi kinerja sekuriti, kami juga akan memperketat lagi siapa-siapa yang masuk ke sekolah," tandasnya.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8596 seconds (0.1#10.140)