Kesal Uang Tabungan Tak Dibagikan, Wali Murid Geruduk Sekolah

Rabu, 15 Juli 2015 - 01:00 WIB
Kesal Uang Tabungan Tak Dibagikan, Wali Murid Geruduk Sekolah
Kesal Uang Tabungan Tak Dibagikan, Wali Murid Geruduk Sekolah
A A A
MAJALENGKA - Puluhan orang tua murid kembali beramai-ramai mendatangi Madrasah Ibtidayah Miftahul Huda di Desa Cidenok Kecamatan Sumberjaya Kabupaten Majalengka.

Kedatangan mereka terkait perjanjian pengembalian uang tabungan siswa yang diduga digelapkan oleh oknum guru setempat.

Pertemuan ini yang kedua kalinya setelah beberapa pekan lalu pihak sekolah berjanji akan melunasinya, namun tidak ditepati karena besarnya uang tabungan siswa tersebut.

Turut hadir pada pertemuan itu, selain puluhan orang tua murid, juga hadir ketua yayasan, komite sekolah, serta segenap dewan guru dan kepala desa setempat.

Agenda pertemuan itu membahas tabungan siswa yang belum dibagikan hingga batas waktu yang disepakati.

Menanggapi hal itu, salah satu orang tua murid, Sakad (40), tak bisa menutupi kekecewaannya karena kerap disuguhi janji-janji palsu oleh pihak sekolah.

"Saya sudah tidak percaya lagi dengan janji pihak sekolah, bila janji itu hanya diucapkan dengan lisan, tanpa hitam di atas putih atau perjanjian di atas materai," tegas Sakad.

Dia mengaku emosi dan langsung memilih walk out dari pertemuan itu karena pertemuan itu dianggap hanya sebatas bicara tanpa ada solusi nyata.

"Janjinya mau dilunasi sebelum Lebaran, tapi sampai detik ini belum juga dilunasi," tuturnnya.

Hal senada diungkapkan wali murid lainnya, Asep yang mengaku tabungan anaknya itu untuk digunakan keperluan anaknya melanjutkan sekolah dan sebagianya untuk kebutuhan jelang Hari Raya Idul-Fitri yang tinggal menghitung hari. "Kami sekarang tidak butuh janji, tapi bukti," tukasnya.

Kepala Desa Cidenok Didi Sutadi, meminta pada rapat wali murid bisa berjalan aman,tertib dan kondusif. "Kami berharap masalah ini segera bisa diselesaikan dan tidak ada yang dirugikan pada permasalahan ini," ucapnya.

Komite Sekolah Ramli Kurnadi mengatakan, bahwa selama ini kehadiran MI Miftahul Huda yang sudah berkembang maju, jadi tercoreng gara-gara oknum kepsek dan merugikan banyak orang.

"Ulah oknum kepsek ini sungguh mencederai nama baik lembaga pendidikan dibawah naungan Kemenag," ujar Ramli Kurnadi yang juga seorang petugas P3N juga lebe wilayah setempat.

Kepala Sekolah MI Miftahul Huda, Ijah Khodijah berdalih uang tabungan sejumlah Rp 170 juta itu dipakai untuk keperluan sekolah sebesar Rp 110 juta, sedangkan Rp 60 juta berada di bendahara Eye wali kelas 1 dan sudah dibagikan kepada muridnya belum lama ini.

Namun demikian, pihak sekolah harus melunasi tabungan siswa 31 Juli 2015. Hal itu atas aspirasi orang tua murid yang dituangkan pada perjanjian kesepakatan dihadapan ketua yayasan, komite sekolah, kepala desa, puluhan orang tua murid.

"Apabila tanggal tersebut tidak bisa membagikan siap diproses secara hukum," tukasnya.

Lembaran pernyataan itu dipegang komite sekolah, ketua yayasan, kepala desa, dan salah satu ortu siswa. Rapat pun akhirnya selesai.
(nag)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5347 seconds (0.1#10.140)