Siswa SMP Tewas Setelah Pesta Miras Oplosan, Ini Komentar MUI

GARUT - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Garut prihatin dengan kembali jatuhnya korban tewas, yang diduga akibat miras oplosan. Terlebih, kasus ini terjadi pada Bulan Ramadan dan menewaskan seorang siswa SMP.

"Saya belum mendengar informasinya secara langsung, tapi kalau memang benar yang tewas itu akibat miras oplosan, kami tentu saja merasa sangat menyesalkan. Tidak ada kalimat yang dapat menggambarkan lebih dari kata menyesalkan," ucap Ketua MUI Kabupaten Garut KH Agus Muhammad Soleh, Kamis (9/7/2015).

Agus meminta agar aparat berwenang untuk mengintensifkan razia ke sejumlah tempat penjualan miras. Jika siswa SMP itu benar-benar tewas akibat miras, tambahnya, maka dipastikan peredaran miras masih terjadi di Garut.

"Sekarang Bulan Ramadan. Seharusnya diisi dengan kegiatan positif. Jangan sampai ternodai. Seperti minum-minuman miras dan berbuat maksiat. Apalagi korbannya adalah seorang pelajar yang duduk di bangku SMP. Kejadian ini tidak bercermin pada akibat miras oplosan beberapa waktu lalu, yang sampai menewaskan belasan orang," paparnya.

Sebelumnya, Humas RSUD dr Slamet Garut Ade Sunarya, mengatakan dua siswa SMP dilarikan ke rumah sakit, pada Selasa 7 Juli 2015 malam, disebabkan karena menenggak miras. Dua korban ini adalah FA (15), warga Jalan Bratayudha, dan BB (15), warga Kelurahan Regol, Kecamatan Garut Kota.

"FA tewas pada Rabu (8/7/2015) keesokan harinya. Sementara BB hanya dirawat intensif saja. BB sudah diperbolehkan pulang hari ini. Dari penuturan BB, mereka dilarikan ke rumah sakit karena sebelumnya menenggak miras yang diduga oplosan," jelasnya.

Ade mengatakan, kadar miras yang diminum FA lebih banyak bila dibandingkan dengan BB. Karena itulah, kondisi FA kritis.

"FA waktu dibawa ke sini sudah tidak sadarkan diri. Dia dalam keadaan koma. Setelah mendapat pertolongan intensif di IGD, nyawanya tidak tertolong."

PILIHAN:
Siswa SMP di Garut Tewas Usai Pesta Miras Oplosan