Lulus AAU dan Akmil, Petunjuk Sholat Istikharah Tuntun Sosok Ini Jadi Jenderal Kopassus hingga KSAD

Senin, 13 Februari 2023 - 06:20 WIB
loading...
Lulus AAU dan Akmil, Petunjuk Sholat Istikharah Tuntun Sosok Ini Jadi Jenderal Kopassus hingga KSAD
Danjen Kopassus Brigjen TNI Subagyo HS saat pembaretan prajurit Kopassus di Cilacap, Jawa Tengah. Foto/istimewa
A A A
JAKARTA - Menjadi prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) merupakan cita-cita setiap pemuda di Indonesia. Selain terlihat gagah dan berwibawa, menjadi tentara juga dianggap bisa meringankan beban orang tua.

Hal itu pula yang diimpikan Jenderal TNI (Purn) Subagyo Hadi Siswo saat masih remaja. Maklum, pria kelahiran Piyungan, Kabupaten Bantul pada 12 Juni 1946 ini berasal dari keluarga sederhana. Subagyo merupakan anak ketiga dari lima bersaudara pasangan Yakub Hadiswoyo dan Sukiyah. Untuk ukuran masyarakat desa pada masanya, kondisi ekonomi keluarga Hadisiswoyo tergolong biasa-biasa saja.

Rumah Hadisiswoyo berdinding gedek atau anyaman bambu dengan lantai tanah. Untuk membantu ekonomi keluarga, Sukiyah berjualan di Pasar Piyungan. Adapun Yakub dikenal sebagai juru penerang yang bekerja pada Djawatan Penerangan.



Untuk membantu ekonomi keluarganya dan menambah uang saku, Subagyo HS bersama kakaknya Sudiarto terpaksa bekerja sebagai buruh sunduk yakni, menusuk daun tembakau menjadi satu rangkain untuk dikeringkan ke dalam oven. Meski sebagian waktunya dihabiskan untuk mencari uang, Subagyo tetap bekerja keras, belajar demi mewujudkan impiannya menjadi tentara.

Selepas tamat SMP, Subagyo melanjutkan pendidikannya di SMA Bokpri 1 Yogyakarta. Sekolah yang didirikan pada zaman Hindia Belanda ini awalnya digunakan untuk Christeljk Mulo. Namun pada zaman Jepang diubah fungsinya menjadi tangsi militer.

Dalam perkembangannya, bangunan tersebut kemudian digunakan sebagai Akademi Militer yakni, pusat pendidikan militer. Pada 1957, ketika Akademi Militer pindah ke Magelang, bangunan tersebut digunakan sebagai sekolah.

Selama mengikuti pendidikan di sekolah tersebut, Subagyo seringkali melihat taruna Akademi Angkatan Udara (AAU) yang terlihat gagah saat mengenakan seragamnya. Hal ini semakin menguatkan tekadnya untuk menjadi tentara. Apalagi kondisi ekonomi keluarganya yang pas-pasan membuat Subagyo tidak pernah bermimpi melanjutkan pendidikannya di perguruan tinggi.



”Pikir saya dulu, kalau jadi tentara maka akan terlihat gagah. Itu betul ada pemikiran seperti itu. Sederhana sekali memang. Tapi karena saya orang desa, pemikirannya memang demikian,” kenang Subagyo HS dalam buku biografinya berjudul “Subagyo HS, Kasad di Bawah Tiga Presiden” dikutip SINDOnews, Senin (13/2/2023).
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2309 seconds (0.1#10.140)