Jet X-51A AS, Pesaing Senjata Hipersonik Rusia dan China

Jum'at, 03 Juli 2015 - 09:42 WIB
Jet X-51A AS, Pesaing Senjata Hipersonik Rusia dan China
Jet X-51A AS, Pesaing Senjata Hipersonik Rusia dan China
A A A
WASHINGTON - Militer Amerika Serikat (AS) mengembangkan pesawat jet hipersonik X-51A. Pesawat itu menjadi pesaing dari pesawat dan senjata hipersonik yang sedang dikembangkan Rusia dan China.

Pesawat jet hipersonik X-51A dikembangkan oleh Defence Advance Research Projects Agency (DARPA), sebuah pusat riset militer AS. DARPA berharap pesawat jet hipersonik itu bisa mempertahankan laju kecepatannya hingga Mach 5 atau sekitar 6.125 km/jam.

Sekadar diketahui, Rusia diam-diam sedang bekerja untuk mengembangkan rudal hipersonik baru, yang dapat membawa hulu ledak nuklir. Rudal yang dirahasiakan itu bernama Yu-71. Pengembangan rudal Yu-71 itu di bawah proyek dengan kode nama “Project 4202”.

Menurut laporan Jane Intelligence Review, rudal hipersonik Yu-71 memiliki kecepatan maksimum 11.200 km/jam atau Mach 10, dan lihai bermanuver. Rusia sejauh ini telah melakukan empat kali uji coba rudal Yu-71, dengan uji coba terbaru pada 26 Februari 2015.

Sedangkan China telah menguji coba pesawat siluman hipersonik "Wu-14,". Uji coba itu bahkan sudah dilakukan empat kali sejak Januari 2014. Pesawat ini mampu membawa hulu ledak nuklir dengan kecepatan hingga 7.000 mph.

Kembali ke pesawat jet hipersonik X-51A milik AS, yang menurut DARPA pengembangannya bisa rampung pada 2023. Rencana pengembangan itu dimulai tak lama setelah pesawat Boeing Waverider terbang pada kecepatan Mach 5 (3.806 mph) menghantam laut dua tahun lalu. Sejak itu, militer AS terobsesi untuk memperbaikinya dengan teknologi pertahanan yang lebih baik.

”X-51 benar-benar bukti dari konsep uji coba. (Pesawat) ini menunjukkan bahwa Anda bisa mendapatkan mesin jet scram untuk pesawat yang bisa melesat dengan (kecepatan) hipersonik,” kata kepala ilmuwan Angkatan Udara AS, Mica Endsle, seperti dikutip Live Science, semalam.

”Pesawat itu bisa pergi dengan kecepatan lebih dari Mach 5 sampai kehabisan bahan bakar. Itu tes yang sangat sukses dari sistem senjata hipersonik udara,” imbuh dia. DARPA mengakui, pengembangan pesawat tersebut untuk bersaing dengan militer Rusia.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3763 seconds (0.1#10.140)